Sholawat Wahidiyah, Obat Jiwa untuk Remaja Zaman Sekarang
Kenakalan remaja kian meresahkan. Tawuran, penyalahgunaan narkoba, hingga perilaku menyimpang di media sosial makin sering terjadi. Banyak pihak menilai, penyebab utamanya bukan hanya faktor lingkungan dan pergaulan, tapi juga kekosongan batin dan lemahnya pegangan spiritual.
Di tengah kondisi ini, muncul sebuah pendekatan unik dan menyegarkan: Sholawat Wahidiyah. Berasal dari Kediri dan dirintis oleh K.H. Abdoel Madjid Ma’roef sejak akhir 1950-an, sholawat ini kini menjadi amalan jutaan orang di berbagai penjuru Indonesia. Tapi menariknya, Wahidiyah bukan sekadar lantunan doa — ia juga menjadi jalan pembinaan karakter, terutama bagi generasi muda.
“Wahidiyah itu tidak hanya zikir, tapi latihan diri,” ujar seorang pembina remaja Wahidiyah. Melalui praktik mujahadah — latihan spiritual harian atau mingguan — para remaja dilatih disiplin, fokus, dan pengendalian emosi. Mereka juga dibimbing meneladani Rasulullah dalam keseharian, dengan nilai-nilai seperti sabar, hormat, dan cinta sesama.
Komunitas Wahidiyah bahkan memiliki Badan Pembina Remaja yang aktif mengadakan kegiatan positif seperti Perkemahan Kubro dan pelatihan akhlak. Banyak testimoni menyebut, para remaja yang aktif mengamalkan Sholawat Wahidiyah menjadi lebih tenang, sopan, dan jauh dari perilaku destruktif.
Para ahli menyebut pendekatan ini bisa menjadi solusi alternatif di luar cara konvensional seperti konseling atau hukuman. “Pendekatan spiritual seperti Wahidiyah memberikan remaja rasa tujuan, ketenangan batin, dan lingkungan positif,” tulis sebuah studi akademik.
Solusi dari Dalam
Di era krisis moral, solusi tidak selalu harus datang dari luar. Terkadang, seperti Wahidiyah, solusi justru hadir dari dalam — dari hati yang dibersihkan lewat doa, zikir, dan cinta kepada Rasulullah. Dan inilah yang bisa jadi kunci menyelamatkan generasi muda kita.