Persiapan sebelum meninggal dunia – Semua Pasti Kembali Kesana yakni Meninggalkan Dunia, semoga kita semua meninggal Dunia ini dengan keadaan Khusnul Khotimah, dalam keadaan yang baik, oleh sebab itu mari kita ketahui bersama, kira-kira apa yang kita harus siapkan diantaranya sebagai berikut:
Semua Pasti Kembali Kesana
Bukankah semua akan musnah, semua insan pasti menginginkan selamat dunia akhirat, ingin bahagia lahir bathinnya. Untuk tercapainya semua itu harus diketahui jalannya. Islam Agama yang sempurna dan diridloi Allah SWT, telah memberi konsep yang kongkrit, inilah konsep untuk “Kembali Kesana” sebagai berikut:
Pertama, harus membersihkan jasmaninya dari najis dan kotoran.
Kedua, harus membersihkan perilaku dari perbuatan maksiat.
Ketiga, harus membersihkan hati dari segala macam kotoran Misalnya sifat sombong (takabbur), thama’ (selalu mengangan-angan pemberian hak milik orang lain, serakah, rakus, suuzzhon (berburuk sangka) dan lain sebagainya.
Keempat, harus selalu membersihkan sirri (rahasia bathin) dari segala sesuatu selain Allah SWT. Yakni harus senantiasa “Lilian Billah“.
Jangan mengharap tercapainya kebahagiaan abadi tanpa
Uraian tersebut sangat prinsip dan tak bisa diabaikannya. Jangan mengharap tercapainya kebahagiaan abadi tanpa merealisirnya. Sungguh tepat sekali apa yang diajarkan oleh beliau Muallif Sholawat Wahidiyah RA. baik sya’an wa haqiqotan, zhohiron wa bathinan, amalan dan ajaran maupun akhlaq dan suri tauladannya.
Bulan khususnya papda Ramadlon adalah bulan yang penuh rahmat, barokah, dan saat terbukanya pintu-pintu ampunan dan kasih sayang Allah SWT terhadap hambaNya. Suatu saal yang paling tepat untuk merealisir hal-hal tersebut di atas demi tercapainya Allah wa Rasuulihi sholalloohu ‘alaihi wasallam. Bagi yang tidak merealisir hal-hal tersebut dengan semaksimal mungkin, terutama dalam kesempatan yang sangat baik ini, berarti telah tertipu oleh nafsunya sendiri dan tertipu oleh iblis atau syaithan.
Selamanya nafsu itu condong mengarah ke perbuatan yang buruk
Dalam Al Qur-an telah diuraikan bahwa telah selamanya nafsu itu condong mengarah ke perbuatan yang buruk (Q.S. Yusuf, 53). Begitu pula banyak penjelasan bahwa iblis atau syaithan adalah musuh utama bagi manusia. Manusia selalu digodanya agar berbuat yang tidak sesuai dengan perintah-perintah Alloh SWT. Dalam hal ini Alloh SWT telah memperingatkan kepada manusia agar awas dan waspada terhadap tipu daya Iblis yang sangat licin, halus dan menyesatkan.
Firman Alloh SWT. yang artinya :
“Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaithan. Karena sesungguhnya syaithan itu musuhmu yang nyata” (Q.S. Al-Baqoroh, 168)
Dalam ayat lain, Allah SWT memperingatkan, yang artinya :
“Sesungguhnya syaithan musuhmu oleh karena itu anggaplah dia sebagai musuh. Dia selalu menyeru kepada partainya (pengikut/yang loyal padanya) agar mereka masuk neraka. (Q.S. Fathin, 6)
Untuk menyelamatkan diri dari jebakan syaithan
Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang mengandung peringatan seperti itu. Kiranya sudah jelas untuk menyelamatkan diri dari jebakan syaithan/lblis harus ada “benteng raksasa” yang bisa menanggulangi serangan Iblis/syaithan dan bujukan nafsu.
Benteng yang dimaksud tak ada lain kecuali penghayatan dan penerapan “Lillah Billah, Lirrasul Birrasul, Yukti kulla Dzi Haqqin Haqqoh” dengan prinsip “Taqdimul aham Fal Aham, Tsumal anfa‘ Fal Anfa’ “kapanpun dan dalam keadaan bagaimanapun.
Untuk tercapainya penerapan dan penghayatan ajaran
Untuk tercapainya penerapan dan penghayatan ajaran tersebut, harus didukung dengan adanya “mujahadah”, baik mujahadalun nafsi maupun mujahadah pengamalan dan penerapan ajaran. Karena, tanpa adanya mujahadah tak akan memperoleh hidayah. Karena mujahadah adalah satu-satunya kunci tercapainya hidayah. Dan tanpa adanya hidayah, ajaran tersebut tak mungkin bisa dilaksanakan dengan sebenarnya.
Pembaca yang budiman, Hidup dialam dunia hanya sekali ini. Apabila sampai meleset (tidak taat kepada Alloh SWT wa Rasuulihi sholalloohu ‘alaihi wasallam) pasti akan hancur dan menyesal untuk selamalamanya. Sedangkan kita semua pasti akan digiring ke sana. kehadapan Hakim Yang Maha Adil dan Maha Bijaksana. Tanpa persiapan jawaban yang sempurna, pasti dilemparkan ke Jahannam bersama-sama dengan makhluq-makhluq yang hina.
Penutup Semua Pasti Kembali Kesana
Setiap waktu, setiap hari, minggu bulan, khususnya Bulan Ramadlon, hendaklah dijadikan roket pendorong dan pengantar untuK menuju “Fafirruu llallooh wa Rasuulihi sholalloohu ‘alaihi wasallam” dengan memperoleh ridlo-Nya min yaumuinaa haadzaa ilaa yaumil qiyamah.
Selamat mengisi dan mempersipkan diri kita dengan baik, semoga tercapai suatu sasaran yang optimal yakni dijadikan sebagai insan yang berlaqwa zhohiron wa bathinan Aamiin. (KH. Ibnu Alwan – Buletin Kembali Edisi-4).